Sabtu, 04 Juni 2022

AKSARA JAWA SAKING SERAT WIRID

AKSARA JAWA SAKING SERAT WIRID

  1. Ha : Hananira sejatine wahananing Hyang.
    Adanya pada hakekatnya adalah pendukung Hyang …. wujud atau kebenaran.

  2. Na : Nadyan ora kasad mata pasti ana.
    Meskipun tidak nampak oleh mata, tetapi ia pasti ada.

  3. Ca : Careming Hyang yekti tan ceta wineca.
    Nikmatnya Hyang yang sesungguhnya tak (dapat) diuraikan dengan jelas(mempergunakan kata-kata). Karena tak ada sesuatu yang menyerupai Hyang.

  4. Ra : Rasakena rakete lan angganira.
    Rasakanlah eratnya dengan badanmu.

  5. Ka : Kawruhanan jiwa kongsi kurang weweka.
    Ketahuan dari jiwa jika kurang diusahakan.

  6. Da : Dadi sasar yen sira nora waspada.
    Jika tidak waspada (kau) akan menjadi sesat.

  7. Ta : Tamatna prabaning Hyang Sing Sasmita.
    Perhatikanlah cahaya Hyang yang memberikan isyarat.

  8. Sa : Sasmitane kang kongsi bisa karasa.
    Isyarat yang sampai dapat dirasakan.

  9. Wa : Waspadalah wewadi kang sira gawa.
    Lihatlah dengan seksama (sifat) batin sesungguhnya yang anda bawa.

  10. La : Lalekna yen sira tumekeng lalis.
    Lupakanlah pada waktu anda sampai pada kematian.

  11. Pa : Patisasar tan wus manggyapapa.
    Kematian sesat yang tak sampai pada tujuan akan menjumpai kesengsaraan.

  12. Dha : Dhasar beda lan kang wus kalis ing godha.
    Pada dasarnya berbeda dengan (orang) yang telah tak terpengaruh oleh godaan.

  13. Ja : Jangkane mung jenak jemjeming jiwaraga.
    Rencana tindakannya, hanya tahan tenteram didalam kebesaran jiwa.

  14. Ya : Yatnanana liyep luyuting pralaya.
    Lihatlah dalam keadaan lupa-lupa ingat mengaburnya pralaya/kematian.

  15. Nya : Nyata sonya nyenyet lebeting kadonyan.
    Nyata (bahwa) sunyi senyap (segala) jejak keduniawian.

  16. Ma : Madyen ngalam perantunan aja samara.
    Ditengah “ngalam perantunan” janganlah ragu-ragu.

  17. Ga : Gayuhaning tanaliyan jung sarwa arga.
    Tak ada lain yang hendak dicapai kecuali segala “gunung” atau “jamuan”.

  18. Ba : Bali murba wisesa ing njero njaba.
    Kembali mengatur menguasai (segi) luar dan dalam.

  19. Tha : Thukulane widadarja tebah nistha.
    Tumbuhnya kekuatan hukum menembus kerendahan/kehinaan.

  20. Nga : Ngarah-arah ing reh mardi-mardiningrat.

Berhati-hati dalam merencanakan pengaturan-mengatur dunia.Uraian mengenai 20 petunjuk “aksara” – dari serat sastra gending; Karya Sultan Agung Prabu Anyakrakusuma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar